Headlines

Dedi Mulyadi Terapkan Pendidikan Militer 6 Bulan untuk Siswa ‘Nakal’ di Jabar, Siap Digandeng TNI-Polri

680dd4451a708

Pelita Jagat News. – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, resmi mengumumkan kebijakan baru yang cukup mengejutkan dunia pendidikan: siswa SMA/SMK yang dinilai sulit dibina akan mengikuti program pendidikan berkarakter berbasis militer selama enam bulan. Program ini akan dilaksanakan bekerja sama dengan TNI dan Polri, dan menjadi bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam membentuk generasi muda yang disiplin dan bertanggung jawab.

Program tersebut akan dimulai pada 2 Mei 2025, dengan fokus awal pada daerah-daerah yang dinilai rawan serta memiliki kesiapan infrastruktur. “Tak harus serentak di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dulu dari daerah yang siap dan dianggap rawan, lalu bertahap,” kata Dedi dalam pernyataan resminya, Sabtu (26/4/2025).

Menurut Dedi, program ini secara khusus ditujukan bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam pembinaan di sekolah. Penentuan peserta dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Mereka yang dipilih akan menjalani masa pembinaan selama enam bulan di barak militer, tanpa mengikuti kegiatan sekolah formal seperti biasa.

“TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” tegas Dedi.

Untuk mendukung program ini, TNI telah menyiapkan sekitar 30 hingga 40 barak sebagai tempat tinggal dan pelatihan bagi para siswa. Seluruh pembiayaan akan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota.

Tak berhenti sampai di situ, Dedi Mulyadi juga mengumumkan kebijakan pendidikan yang lebih luas: penerapan kurikulum wajib militer di tingkat SMA dan SMK mulai tahun ajaran baru. Kebijakan ini mengharuskan setiap sekolah memiliki pembina dari kalangan TNI dan Polri untuk membentuk karakter serta membina semangat bela negara di kalangan pelajar.

“Saya serius, mulai tahun ajaran baru, Pemda Provinsi Jabar akan memasukkan kurikulum wajib militer di sekolah-sekolah,” ujar Kang Dedi, sapaan akrabnya, dalam keterangan resmi pada Rabu (5/3/2025).

Kehadiran anggota TNI dan Polri di sekolah-sekolah nantinya bukan hanya untuk pembinaan disiplin, tetapi juga untuk membantu memetakan potensi siswa, termasuk mereka yang bercita-cita menjadi tentara atau polisi.

Yang menarik, kurikulum wajib militer ini tidak hanya fokus pada pelatihan fisik atau disiplin. Program ini juga akan diintegrasikan dengan sektor-sektor strategis sesuai potensi dan kebutuhan wilayah, seperti pertanian dan peternakan. Dedi menyebut, hal ini bertujuan menciptakan generasi muda yang tangguh dan siap memasuki dunia kerja.

“Program ini dirancang untuk membentuk karakter siswa sekaligus menggali potensi mereka dalam berbagai bidang,” pungkasnya.

Dengan langkah besar ini, Dedi Mulyadi berharap Jawa Barat menjadi provinsi percontohan dalam reformasi pendidikan karakter, sekaligus menekan angka kenakalan remaja seperti tawuran dan pergaulan bebas yang masih kerap terjadi. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *