Headlines

Gubernur Dedi Mulyadi Ungkap Jabar Peringkat Pertama Bank Emok, Warga Keluhkan Biaya Wisuda dan Study Tour

Gubernur Jawa Barat Bank Emok 1226284153

Pelita Jagat News. — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengungkapkan kabar yang cukup mengejutkan terkait dengan peringkat Bank Emok di wilayahnya. Dalam pertemuan dengan sejumlah warga yang terdampak pembongkaran bangunan liar di bantaran sungai Bekasi, Dedi mengungkapkan bahwa Jawa Barat kini menempati posisi pertama dalam hal Bank Emok dan pinjaman online (pinjol).

Dalam pertemuan tersebut, Dedi Mulyadi menyampaikan keprihatinannya mengenai kondisi perekonomian masyarakat yang semakin terbebani dengan biaya pendidikan anak, seperti wisuda dan study tour. Menurutnya, kegiatan-kegiatan ini kerap memaksa orang tua untuk mencari pinjaman dari lembaga informal seperti Bank Emok, yang dapat berisiko menambah beban finansial mereka.

“Jawa Barat itu sekarang rangking pertama Bank Emok, rangking pertama pinjol,” ujar Dedi Mulyadi, yang mengejutkan banyak pihak.

Dedi kemudian berbagi pengalaman pribadi yang mengungkapkan betapa banyaknya warga yang harus meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak mereka. Ia menceritakan bagaimana pagi-pagi sekali, seorang warga mendatanginya karena rumahnya terancam disita akibat pinjaman untuk biaya pendidikan anak.

“Hari ini, pagi-pagi saya sudah dikejar orang, yang korban koperasi eksis,” kata Dedi. “Orang tersebut meminjam uang untuk kebutuhan anaknya sekolah. Dari Rp5 juta buat biaya anak sekolahnya kemarin, bekas dulu. Kegiatan wisuda, jadi Rp25 juta. Sekarang rumahnya mau disita.”

Dedi juga menambahkan bahwa ia telah bertemu dengan ratusan orang yang meminjam uang untuk biaya wisuda, dengan angka pinjaman yang bervariasi. Banyak dari mereka yang terjerat utang hanya untuk membiayai kegiatan seperti wisuda atau study tour yang biayanya tidak terjangkau.

“Saya nanganin sudah ratusan, untuk biaya wisuda Rp2 juta, pinjam ke Bank Emok,” tambah Dedi, menyatakan betapa meluasnya masalah ini.

Tak hanya itu, dalam pertemuan tersebut, sejumlah warga menyuarakan kekesalan mereka terhadap tingginya biaya yang harus ditanggung untuk kegiatan sekolah anak-anak mereka. Beberapa di antaranya mengungkapkan bahwa mereka rela berutang demi memberikan yang terbaik untuk anak mereka.

“Kagak mau tau tuh, orang tua demi anak. Banyak yang begitu,” teriak salah satu warga yang datang. “Ini pasien Bank Emok semua Pak,” timpal warga lainnya.

Dedi Mulyadi pun mencoba menggali lebih dalam mengenai pandangan warga tentang beban biaya tersebut. Ia bertanya kepada mereka apakah mereka setuju untuk membayar biaya wisuda yang bisa mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta, ditambah dengan biaya study tour yang bisa mencapai Rp5 juta.

“Apa ibu setuju bayar wisuda Rp1 juta – Rp2 juta, dengan study tour Rp5 juta?” tanya Dedi Mulyadi kepada warga yang hadir.

Namun, jawaban dari warga cukup tegas. Banyak dari mereka yang merasa bahwa biaya tersebut terlalu tinggi dan tidak dapat dijangkau oleh sebagian besar keluarga.

“Jangan Pak, engga semua orang mampu Pak,” jawab warga yang datang dengan tegas.

Dedi Mulyadi menyadari bahwa banyak orang tua yang terpaksa meminjam uang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak mereka, yang dapat berdampak buruk bagi kondisi keuangan keluarga. Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat mencari solusi agar biaya pendidikan tidak semakin membebani masyarakat, terutama dengan adanya praktik peminjaman uang kepada Bank Emok dan pinjaman online yang seringkali menjerat warga.

Dengan adanya permasalahan ini, Dedi Mulyadi mengajak semua pihak untuk lebih memperhatikan kondisi ekonomi masyarakat, agar tidak ada warga yang terpaksa berutang untuk kebutuhan dasar seperti pendidikan anak. Ia juga menekankan pentingnya kebijakan yang lebih bijak agar kegiatan-kegiatan sekolah tidak membebani orang tua. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *