Kisah Pilu Seorang Wanita Bernama Wara Penyandang Disabilitas Tuna netra dan Juga Tuna Rungu yang Di Tinggal Suaminya
Sumenep – Pelita Jagat News. Senin, 16 Desember 2024. kisah pilu seorang warga Masalembu bernama Wara umur 60 tahun penyandang stabilitas tuna netra dan juga tuna rungu yang ditinggal suaminya karena sudah tidak di anggap lagi layak mendampingi suaminya sehingga dengan tega membiarkan istrinya terlantar, namun karena ada orang baik menolongnya sehingga Ibu Wara dan anak yang semata wayang dan juga mengalami keterbelakangan mental, kini bisa bersatu dengan menantunya, karena sudah lama ditinggalkan dan tidak bersama selama bertahun-tahun karena anaknya mencari rejeki di daratan tepatnya di Desa Kalianget timur dusun Padurekso RT 04 RW 03 Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur.Senin 16/12/24.
Kini Ibu wara dan anaknya Lukman alias cecep, berada di Desa Kalianget timur, warga masyarakat Kalianget timur sudah pada tahu, siapa sosok Lukman alias Cecep itu karena sehari harinya sebagai penarik becak sedangkan istrinya juga punya keterbelakangan mental kedua pasangan suami istri sama-sama punya keterbelakangan mental sehingga kurang mengerti apa yang menjadi tanggung jawab seorang anak terhadap ibunya, membuat orang melihatnya merasa iba dan kasihan terhadap keadaan ibu Wara dalam kondisi buta dan juga tuli sehingga bila kita mau berkomunikasi pada ibu Wara agak kesulitan.
Menurut Sa’duki yang berfrofesi sebagai guru sekolah dasar menceritakan pada awak media bahwa dirinya merasa iba dan kasihan pada Ibu wara dan anaknya yang punya keterbelakangan mental saya tidak tega sehingga saya tampung di rumah, kebetulan Lukman alias Cecep kawin dengan bibi saya,” jelasnya.
Sa’duki menambahkan bahwa kesehariannya sementara keluarga saya yang memberikan makan memandikan dan merawat Ibu Wara adalah keluarga saya, walaupun anaknya ada bersamanya saya tidak tega karenanya anaknya Lukman alias Cecep juga punya keterbelakangan mental kadang-kadang ibunya tidak dikasih sarapan dia langsung pergi narik becak bersama istrinya, memang ada cerita dulu sebelum Lukman datang kesini karena pada waktu saya bertugas di kecamatan Masalembu Lukman itu murid saya dan saya tahu persis kehidupan keluarga Ibu wara bersama suaminya yang bernama Abang, “Abang ini aslinya warga Kangean pernah ibu Wara bersama anaknya mendatangi rumah Abang(suami) ibu Wara untuk meminta tanggung jawab sebagai seorang suami, namun yang terjadi Abang mengatakan pada ibu Wara kita tidak bisa bersama lagi biar kita sendiri-sendiri kamu bersama anakmu aku bersama anakku begitu jawaban suami ibu Wara yang dipanggil Abang itu,karena Lukman alias Cecep statusnya sama suami ibu Wara panggilan Abang adalah Bapak sambung sehingga ibu Wara bersama anaknya sangat kecewa mendengar keputusan dari Abang suami ibu Wara, membuat hati ibu Wara hancur setelah dirinya kini tidak dianggap lagi sebagai istri, kini ibu Wara kondisinya sangatlah memperihatinkan sering kali dia ngomel-ngomel sendiri Tampa sebab Sa’duki berjanji akan saya urus dan saya laporkan ke pada ketua RT 04 RW 03 supaya di buatkan kartu tanda penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) karena ditanyakan sama anaknya Ibu Wara tidak punya KTP dan KK,” tutupnya. (M)